Sebuah studi terbaru mengklaim bahwa penggunaan ponsel tidaklah menambah resiko terkena tumor otak.
Studi tersebut, yang dipublikasikan British Medical Journal kemarin
memberitahu bahwa setelah menggunakan ponsel selama bertahun-tahun,
peluang seseorang terkena tumor otak juga sama saja tanpa mereka
menggunakan ponsel, Studi ini merupakan lanjutan dari studi sebelumnya
yang tidak menemukan hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker, yang
menggunakan sampel penggunaan ponsel jangka panjang dan contoh tumor di
Denmark.
Hasil
ini tentunya mendapat debat hangat. Setelah studi ini dipublikasikan,
ilmuwan dari Inggris, AS, Australia, dan berbagai belahan dunia
mengatakan bahwa Denmark tidaklah cocok sebagai tempat mengambil sampel
dan sumber informasi, sehingga bagi mereka studi ini adalah cacat.
Debat mengenai apakah ponsel menyebabkan tumor otak atau tidak telah
menjadi topik hangat di kedua kubu. Awal Juli lalu, sebuah studi dari
International Commission for Non-Ionizing Radiation Protection Standing
Committee on Epidemiology menemukan bahwa bukti yang terkumpul terus
bertambah yang melawan hipotesis bahwa penggunaan ponsel bisa
menyebabkan tumor otak pada orang dewasa.
Maka kurang dari dua minggu lalu, sebuah studi dipublikasikan di
American Journal of Epidemiology yang menyimpulkan bahwa orang yang
menggunakan ponsel dari rentang umur 11 hingga 15 kemungkinan terkena
tumor sebagaimana yang tidak menggunakan ponsel.
Selain itu World Health Organization (WHO) mengatakan pada awal tahun
ini bahwa ponsel memang berpotensi menyebabkan kanker, dan mendaftarkan
handset sebagai bahaya karsinogenik.
Jadi, entah studi manapun atau organisasi apapun yang merilis
informasi mengenai tumor dan ponsel, masih belum jelas apakah memang
benar ponsel menyebabkan tumor otak, dan yang jelas terlihat, antara
satu pihak dengan pihak yang lain mencoba untuk saling meruntuhkan hasil
yang didapat. (via CNET)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar