Sabtu, 08 September 2012

Berjemur di Pagi Hari Kurangi Resiko Kanker Kulit

Aktivitas berjemur yang benar ternyata bisa memberi keuntungan terhadap tubuh kita. Dalam beberapa artikel sebelumnya juga telah disebutkan bahwa berjemur bisa  mencegah kanker payudara dan dapat meningkatkan vitamin D yang bisa memicu kecerdasan otak.
Sementara itu, berjemur di bawah sinar matahari sering dikait-kaitkan dengan penyakit kanker kulit. Lalu kapan waktu yang tepat bila kita ingin berjemur?
Menurut para ahli, berjemur di siang atau sore hari bisa meningkatkan resiko terkena penyakit kanker kulit. Sebaliknya, resiko terserang penyakit ini bisa sedikit berkurang apabila kita melakukan aktivitas berjemur di pagi hari.
Di dalam tubuh terdapat protein bernama XPA yang bertugas untuk memperbaiki DNA yang rusak akibat ultraviolet pada sinar matahari. Kadar XPA mencapai jumlah yang cukup besar dan sangat aktif di pagi hari, terutama saat jam 7 pagi.
Jumlah dan keaktifan XPA dalam memperbaiki DNA yang rusak ini akan terus menurun ketika siang tiba. Jadi bisa Anda bayangkan, apabila Anda berjemur di siang atau bahkan sore hari, kulit Anda akan rusak tanpa ada XPA yang bisa memperbaiki. Inilah mengapa berjemur di pagi hari lebih aman dari resiko kanker kulit daripada berjemur di siang atau sore hari.
Semua ini berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap seekor tikus. Tikus yang terkena ultraviolet di pagi hari ternyata memiliki resiko terserang kanker kulit hingga lima kali lipat. Menurut para ahli, jam biologis pada tikus berkebalikan dengan manusia. Jadi apabila tikus lebih rentan terkena kanker kulit saat berjemur di pagi hari dibandingkan sore hari, maka manusia adalah kebalikannya.
Walau begitu, Dr.Kat Arney dari Cancer Research UK mengungkapkan bahwa semua temuan tersebut belum pasti karena penelitian ini masih belum diujicobakan pada manusia. Ia tidak tahu pasti apakah penelitian ini juga bisa menghasilkan sesuatu yang positif bagi manusia.
“Kami masih lebih menyarankan agar Anda tidak berjemur di waktu kapanpun untuk mengurangi resiko terkena kanker kulit,” kata Dr. Kat Arney seperti dikutip Sidomi News dari Telegraph.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar