Kanker mulut rahim atau serviks menjadi penyakit yang cukup “booming”
belakangan ini. Penyakit ini menghantui lebih 15 ribu wanita Indonesia
setiap tahunnya. Sekitar 8 ribu kasus dari jumlah tersebut berakhir
dengan kematian. dari catatan WHO, kanker serviks menempati peringkat
pertama penyebab kematian karena kanker.
Oleh karena itu, pemeriksaan lebih dini sangat diperlukan. Sekali pun belum muncul tanda terkena kanker, memeriksakan vagina saat sehat dapat mendeteksi kemunculan sel abnormal yang dapat berkembang menjadi sel ganas. Semakin rendah stadiumnya, potensi sembuh semakin besar.
Pemeriksaan vagina ini bisa melalui IVA, selain dengan alat papsmear
dan metode lainnya. IVA (inpeksi visual dengan asam asetat) merupakan
metode skrining kanker
serviks memakai bantuan asam asetat 3,5 persen. Mulut rahim diolesi zat
ini dan dilihat perubahan warnanya. Kalau hasilnya menunjukkan warna
plak putih — dari awalnya merah muda– maka terindikasi ada kelainan sel
yang tertutup serviks.
Pemeriksaan IVA dilakukan di luar waktu haid. Sifatnya non-invasif
tanpa melakukan pembedahan apa pun. Bisa dilakukan oleh bidan, rumah
sakit, atau puskesmas dengan biaya lebih terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar