Masihkah Anda menggunakan minyak goreng jelantah atau bekas untuk
menggoreng makanan? Sebaiknya, hindari hal itu demi kesehatan Anda.
Minyak goreng yang dipakai secara berulang justru akan menghasilkan zat
yang beracun.
Ciri minyak goreng ini biasanya cukup kotor atau berwarna hitam.
Banyak penjual gorengan yang memakai minyak bekas demi alasan ekonomis.
Rasa gorengan mungkin sama. Tapi, rusaknya minyak goreng yang dipakai,
akan bersifat karsinogen yang dapat melahirkan bibit kanker atau tumor
dalam tubuh.
Selain itu, penggunaan minyak lebih dari sekali dapat mengubah
struktur lemaknya menjadi lemak trans. Lemak ini yang bakal meningkatkan
kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Perlu diketahui, lemak trans
yang mengendap selama enam minggu dapat mengurangi kemampuan belajar
dan daya ingat secara bersamaan. Karena, ada peradangan akut yang
dialami hippocampus, yaitu pusat memperoses kemampuan ingatan di otak.
Demikian menurut penelitian Center on Aging di Medical University of
South Carolina.
Memilih minyak goreng
Selain menghindari penggunaan minyak goreng bekas, sebaiknya pilih
pula minyak goreng yang sudah ditambahkan satu atau beberapa zat gizi
mikro. Saat ini cukup banyak produsen minyak goreng yang menambahkan
(fortifikasi) vitamin
A dan atau zat lain dalam produknya. Dan, kebijakan fortifikasi ini
sekarang menjadi agenda pemerintah untuk memberikan nilai lebih dari
produk minyak goreng.
“Sekarang ini fortifikasi hanya dilakukan secara sukarela dan belum
menjadi kewajiban,” ucap Soekirman, ketua Koalisi Fortifikasi Indonesia
(KFI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar